Senin, 23 Mei 2016

Konsep Sosiologi dan Antropologi

Konsep-konsep Sosiologi
            Ada dua konsep penting ketika kita mempelajari sosiologi yaitu:
1.      Konsep sosial, yaitu pengertian yang menunjuk pada sesuatu yang biasa kita alami dalam kehidupan sehari-hari dan konsep ini mudah dipahami dan ada di sekitar kehidupan kita. Seperti, makan, minum, datang, pergi, senang dan sedih. Artinya, tanpa penjelasan lebih rinci dan lanjut, orang dengan mudah memahaminya.

2.      Konsep sosiologi, adalah konsep sosial yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut seperti kebudayaan, masyarakat, struktur sosial derta status dan peran masyarakat. Dan konsep dari sosiologi ini terdiri dari;
a.       Keluarga, sebagai sebuah unit terkecil dan kelompok sosial yang terjadi karena ikatan perkawinan maupun hubungan darah.
b.      Masyarakat, kelompok yang lebih besar dari keluarga. Masyarakat disebut sebagai kumpulan orang yang memiliki tujuan bersama yang disatukan karena ikatan wilayah atau geografis maupun pemikiran yang sama. Mereka bersama menyelenggarakan suatu sistem yang disebut sebagai sistem sosial guna memenuhi tujuan dari kehidupan bersama tersebut.
c.       Struktur sosial, dipahami sebagai skatu sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Sistem pelapisan dalam masyarakat terjadi karena adanya nilai yang dihargai oleh masyarakat yang jumlahnya terbatas sehingga distribusinya dalam masyarakat tidak sama. Mereka yang memperoleh banyak, berada pada lapisan atas sedangkan yang memperoleh sedikit atau tidak memperoleh berada pada lapisan bawah.
d.      Dinamika sosial, seperti halnya makhluk hidup yang lain, masyarakat juga mengalami dinamikanya sendiri. Mulai dari masyarakat yang sederhana menuju masyarakat yang lebih kompleks. Semua itu adalah dinamika sosial yang terjadi dalam masyarakat, modernisasi dan globalisasi sendiri adalah wujud dinamika sosial dalam masyarakat.
e.       Perubahan sosial, sebagai realitas sosial dipahami sebagai perubahan dalam struktur sosial, yaitu perubahan yang menyangkut berbagai perkembangan dalam masyarakat. Misalnya, perubahan sosial dari masyarakat agraris ke masyarakat industri atau dari masyarakat yang sosialis ke masyarakat yang semakin individual.

Sumber: Buku Sosiologi 1 untuk kelas X SMA/MA oleh Andreas Soeroso penerbit Yudhistira






Konsep-konsep Antropologi
Adapun konsep-konsep dalam antropologi, di antaranya; (1) kebudayaan; (2) evolusi; (3) culture area; (4) enkulturasi; (5) difusi; (6) akulturasi; (7) entosentrisme; (8) tradisi; (9) ras dan etnik; (10) stereotip; (11) kekerabatan; (12) magis; (13) tabu; dan (14) perkawinan.

1)      Kebudayaan, pengertiannya mengacu pada kumpulan pengetahuan yang secara sosial yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna ini kontras dengan pengertian “kebudayaan” sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian.
2)      Evolusi, konsep ini mengacu pada sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap. Walaupun istilah tersebut merupakan istilah umum yang dipakai dalam berbagai bidang studi. Dalam pandangan para antropolog istilah “evolusi” yang merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk ke bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tak pernah putus, pada umumnya diterima sebagai awal landasan berpikir mereka.
3)      Culture area (daerah budaya), adalah suatu daerah geografis yang memiliki sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas lain yang dimilikinya.
4)      Enkulturasi, konsep ini mengacu pada suatu proses pembelajaran kebudayaan. Dengan demikian pada hakikatnya setiap orang sejak kecil sampai tua, melakukan proses enkulturasi, mengingat manusia sebagai makhluk yang dianugerahi kemampuan untuk berpikir dan bernalar sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotornya.
5)      Difusi, adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas, sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan itu timbul. Biasanya dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep “inovasi” (pembaharuan).
6)      Akulturasi, adalah proses pertukaran ataupun pengeruh-mempengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang beda sifatnya, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan ke dalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.
7)      Etnosentrisme, adalah tiap-tiap kelompok yang cenderung berpikir bahwa kebudayaan dirinya itu adalah superior daripada semua budaya yang lain. Oleh karena itu etnosentrisme merupakan penghambat ketiga dalam keterampilan komunikasi interkultural setelah kecemasann dan mengumpamakan persamaan sebagai perbedaan.
8)      Tradisi, adalah suatu pola prilaku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercayaan yang secara turun-temurun.
9)      Ras, adalah sekelompok orang yang memiliki sejumlah ciri biologis (fisik) tertentu atau suatu populasi yang memiliki suatu kesamaan dalam sejumlah unsur biologis (fisik) yang khas disebabkan oleh faktor hereditas atau keturunan.
10)  Stereotip, adalah generalisasi yang relatif tetap mengenai kelompok atau kelas manusia yang menjurus ke hal-hal negatif ataupun tudak menguntungkan, meskipun beberapa penulis juag memasukkan konsep stereotip positif.
11)  Kekerabatan, merupakan konsep inti dalam antropologi. Konsep ini merujuk pada tipologi klasifikasi kerabat menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan-aturan keturunan dan aturan-aturan perkawinan.
12)  Magis, merupakan penerapan yang salah pada dunia material dari hukum pikiran dengan maksud untuk mendukung sistem palsu dari hukuk alam.
13)  Tabu, adalah persentuhan antara hal-hal duniawi dan hal yang keramat, termasuk yang suci dan yang cemar.


Sumber: pdf antropologi dalam sub-bab konsep-konsep antropologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar