Konsep-konsep Sosiologi
Ada dua konsep penting ketika kita
mempelajari sosiologi yaitu:
1.
Konsep
sosial, yaitu pengertian yang menunjuk pada sesuatu yang biasa kita alami dalam
kehidupan sehari-hari dan konsep ini mudah dipahami dan ada di sekitar kehidupan
kita. Seperti, makan, minum, datang, pergi, senang dan sedih. Artinya, tanpa
penjelasan lebih rinci dan lanjut, orang dengan mudah memahaminya.
2.
Konsep
sosiologi, adalah konsep sosial yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut
seperti kebudayaan, masyarakat, struktur sosial derta status dan peran
masyarakat. Dan konsep dari sosiologi ini terdiri dari;
a.
Keluarga,
sebagai sebuah unit terkecil dan kelompok sosial yang terjadi karena ikatan
perkawinan maupun hubungan darah.
b.
Masyarakat,
kelompok yang lebih besar dari keluarga. Masyarakat disebut sebagai kumpulan
orang yang memiliki tujuan bersama yang disatukan karena ikatan wilayah atau
geografis maupun pemikiran yang sama. Mereka bersama menyelenggarakan suatu
sistem yang disebut sebagai sistem sosial guna memenuhi tujuan dari kehidupan
bersama tersebut.
c.
Struktur
sosial, dipahami sebagai skatu sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Sistem
pelapisan dalam masyarakat terjadi karena adanya nilai yang dihargai oleh
masyarakat yang jumlahnya terbatas sehingga distribusinya dalam masyarakat
tidak sama. Mereka yang memperoleh banyak, berada pada lapisan atas sedangkan
yang memperoleh sedikit atau tidak memperoleh berada pada lapisan bawah.
d.
Dinamika
sosial, seperti halnya makhluk hidup yang lain, masyarakat juga mengalami
dinamikanya sendiri. Mulai dari masyarakat yang sederhana menuju masyarakat
yang lebih kompleks. Semua itu adalah dinamika sosial yang terjadi dalam
masyarakat, modernisasi dan globalisasi sendiri adalah wujud dinamika sosial
dalam masyarakat.
e.
Perubahan
sosial, sebagai realitas sosial dipahami sebagai perubahan dalam struktur
sosial, yaitu perubahan yang menyangkut berbagai perkembangan dalam masyarakat.
Misalnya, perubahan sosial dari masyarakat agraris ke masyarakat industri atau
dari masyarakat yang sosialis ke masyarakat yang semakin individual.
Sumber: Buku
Sosiologi 1 untuk kelas X SMA/MA oleh Andreas Soeroso penerbit Yudhistira
Konsep-konsep
Antropologi
Adapun
konsep-konsep dalam antropologi, di antaranya; (1) kebudayaan; (2) evolusi; (3)
culture area; (4) enkulturasi; (5) difusi; (6) akulturasi; (7) entosentrisme;
(8) tradisi; (9) ras dan etnik; (10) stereotip; (11) kekerabatan; (12) magis;
(13) tabu; dan (14) perkawinan.
1)
Kebudayaan,
pengertiannya mengacu pada kumpulan pengetahuan yang secara sosial yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna ini kontras dengan
pengertian “kebudayaan” sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian
tertentu warisan sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian.
2)
Evolusi,
konsep ini mengacu pada sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap.
Walaupun istilah tersebut merupakan istilah umum yang dipakai dalam berbagai
bidang studi. Dalam pandangan para antropolog istilah “evolusi” yang merupakan
gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk ke bentuk
lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tak pernah putus,
pada umumnya diterima sebagai awal landasan berpikir mereka.
3)
Culture
area (daerah budaya), adalah suatu daerah geografis yang memiliki sejumlah
ciri-ciri budaya dan kompleksitas lain yang dimilikinya.
4)
Enkulturasi,
konsep ini mengacu pada suatu proses pembelajaran kebudayaan. Dengan demikian
pada hakikatnya setiap orang sejak kecil sampai tua, melakukan proses
enkulturasi, mengingat manusia sebagai makhluk yang dianugerahi kemampuan untuk
berpikir dan bernalar sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotornya.
5)
Difusi,
adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas, sehingga
melewati batas tempat dimana kebudayaan itu timbul. Biasanya dalam proses
difusi ini erat kaitannya dengan konsep “inovasi” (pembaharuan).
6)
Akulturasi,
adalah proses pertukaran ataupun pengeruh-mempengaruhi dari suatu kebudayaan
asing yang beda sifatnya, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat
laun diakomodasikan dan diintegrasikan ke dalam kebudayaan itu sendiri tanpa
kehilangan kepribadiannya sendiri.
7)
Etnosentrisme,
adalah tiap-tiap kelompok yang cenderung berpikir bahwa kebudayaan dirinya itu
adalah superior daripada semua budaya yang lain. Oleh karena itu etnosentrisme
merupakan penghambat ketiga dalam keterampilan komunikasi interkultural setelah
kecemasann dan mengumpamakan persamaan sebagai perbedaan.
8)
Tradisi,
adalah suatu pola prilaku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari suatu
budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercayaan
yang secara turun-temurun.
9)
Ras,
adalah sekelompok orang yang memiliki sejumlah ciri biologis (fisik) tertentu
atau suatu populasi yang memiliki suatu kesamaan dalam sejumlah unsur biologis
(fisik) yang khas disebabkan oleh faktor hereditas atau keturunan.
10)
Stereotip,
adalah generalisasi yang relatif tetap mengenai kelompok atau kelas manusia
yang menjurus ke hal-hal negatif ataupun tudak menguntungkan, meskipun beberapa
penulis juag memasukkan konsep stereotip positif.
11)
Kekerabatan,
merupakan konsep inti dalam antropologi. Konsep ini merujuk pada tipologi
klasifikasi kerabat menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan-aturan
keturunan dan aturan-aturan perkawinan.
12)
Magis,
merupakan penerapan yang salah pada dunia material dari hukum pikiran dengan
maksud untuk mendukung sistem palsu dari hukuk alam.
13)
Tabu,
adalah persentuhan antara hal-hal duniawi dan hal yang keramat, termasuk yang
suci dan yang cemar.
Sumber:
pdf antropologi dalam sub-bab konsep-konsep antropologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar